Kamis, 25 Mei 2017

Tugas Hadis Dakwah



Nama                : Choirunnisa’
NIM                   : 1401016014
Matkul             : Hadist Dakwah

1.       Hadist tentang kemungkaran dengan landasan مَنْ رَأَ مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِرُهُ بِيَدِهِ فَاِنْلَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْلَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَالِكَ اَضْعَفُ الاِيْمَان.
Studi Kasus tentang landasan hadist diatas.
Di daearah Saya ada ibu-ibu yang suka mengumpul setiap paginya untuk berbelanja, tetapi selain belanja mereka juga melakukan aktivitas lainnya yaitu menggunjing orang. Mereka menggunjingkan apa saja dari mulai apa yang dilakukan orang tersebut, sampai sesuatu apa yang baru di beli. Jika mereka sudah tidak suka dengan orang itu maka ibu-ibu tersebut tidak akan berhenti untuk menggunjing orang itu, bahkan mereka segan untuk menyakiti hati orang itu secara langsung.
Padahal Rosul sendiri pernah bersabda, Rosulullah bersabda “Taukah kalian apa itu ghibah?” mereka menjawab “Allah dan RosulNya yang lebih tahu” Beliau bersabda “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka” Lalu ditanyakan kepada beliau “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana apa yang saya ungkpakan?” maka beliau bersabda “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah mengghibahinya. Dan apabila tidak sesuai dengan kenyataan pada dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya”
Imam Nawawi berkata dalam Al-Adzkar : “ketahuilah bahwasanya ghibah itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahi, diharamkan juga bagi orang-orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai menggibahi (saudara yang lain) untuk melarang orang itu, kalau dia tidak takut kepada mudhorot yang jelas. Dan jika dia tidak takut kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan meninggalkannya majelis tempat ghibah tersebut jika hal itu memungkinkan. Jika dia mampu untuk mengingkari dengan lisannya atau dengan memotong pembicaraan yang lain, maka wajib baginya untuk melakukannya. Jika dia tidak melakukannya berarti dia telah bermaksait. Jika dia berkata dengan lisannya “diamlah” namun hatinya ingin pembicaraan ghibah tersebut dilanjutkan, maka hal itu adalah kemunafikan yang tidak dapat membebaskan dia dari dosa. Dia harus membenci ghibah tersebut dengan hatinya (agar bisa terbebas dari dosa). Jika dia terpaksa di tempat yang ada ghibahnya dan dia tidak mampu untuk mengingkari ghibah itu, atau dia telah mengingkari namun tidak diterima, serta tidak memungkinkan baginya untuk meninggalkan tempat tersebut, maka haram baginya untuk mendengarkan dengan seksama pembicaraan ghibah itu. Yang dia lakukan adalah hendaklah dia berdzikir kepada Allah dengan lisannya dan hatinya, atau dengan memikirkan perkara yang lain, agar dia bisa melepaskan diri dari mendengarkan ghibah itu. Setelah itu maka tidak dosa baginya mendengar ghibah (yaitu sekedar mendengar namun tidak memperhatikan dan tidak faham dengan apa yang didengar) tanpa mendengarkan dengan baik ghibah itu, jika memang keadaanya seperti ini (Karena terpaksa tidak bisa meninggalkan tempat ghibah itu). Namun jika beberapa waktu kemudian memungkinkan dia untuk meninggalkan tempat itu dan mereka masih terus melanjutkan ghibah, maka wajib baginya untuk meninggalkan tempat itu”.
Maka sudah jelas apa yang di paparkan oleh Imam Nawawi bahwa dengan cara demikian itulah kita harus menyikapi permasalahan tersebut.

2.       Hadist tentang kemanusiaan عَنْ اَنَسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللّه صَلّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya : Dari Annas Bin Malik RA, Rosulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah Ia menyambung tali silatturahmi”
Cerita fiksi dari hadis diatas adalah
Setelah 5 tahun tak berjumpa, Fania ingin sekali bertemu dengan teman-temannya semasa SMP, Ia pun mulai mencari-cari kontak teman-temannya sewaktu SMP dari mulai nomer handphone sampai pin bb, Ia mencoba menghubungi kontak teman-temannya yang Ia punya, setelah itu Ia mulai merembukannya dengan beberapa teman-temannya yang bisa dihubungi, mereka pun menyetujuinya mereka memulai mendiskusikan reuni itu dari mulai bentuk undangan, tema acara, tempat acara, waktu, susunan acara, dress code, susunan kepanitiaan, sponsor, sampai pengisi acara. Mereka pun mulai gencar untuk menghubungi teman-teman SMP mereka lainnya.
Dan acara itu pun tiba, malam itu bulan terlihat indah sekali, mereka semua terlihat kompak dengan dress code atasan putih dan bawahan biru (seperti seragam SMP, tetapi dengan ukuran orang dewasa), tempat acaranya berada di SMP Pelita Bangsa tempat dimana mereka pernah menimba ilmu, acara itu dibuka dengan bacaan ayat suci Al-quran yang dibacakan oleh salah satu peserta reuni, lalu dilanjutkan dengan makan bersama, dan tukar kado, lalu obrolan-obrolan pun mulai terdengar, untuk membicarakan apa saja yang ingin mereka bicarakan. Acara reuni itupun seakan menyambung tali silatturahmi mereka yang sempat terputus.
Banyak cara untuk menyambung tali sialaturahmi, misalnya dengan cara berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silatturahmi itu dengan lemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun silatturahmi. Dengan silatturahmi pahala yang besar akan diperoleh dari Allah SWT. Silatturahmi bisa menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam surga. Silatturahmi juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah didunia dan akhirat. Silatturahmi juga merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab umur panjang dan banyak rezeki.
Membangun silatturahmi itu yang pertama niat karena Allah SWT, tanpa niat karena Allah kita bisa mendapatkan manfaat dunia seperti dilapangkan rezeki, namun hanya didunia saja, jika kita ingin mendapatkan manfaat dunia akhirat maka niatkan silatturahmi hanya untuk Allah SWT, ibadah kepada Allah. Lalu bukan silatturahmi yang memperluas rezeki tetapi Allah yang memperluas rezeki sebagai balasan kita mau menyambung rezeki kita. Silatturahmi itu adalah ikhtiar batin sekaligus fisik, ikhtiar batin kuncinya di niat dan ikhtiar batin kuncinya ada di tindakan, masing-masing memberikan manfaat dan pastinya akan luar biasa jika di kombinasikan. Jika orang muslim dengan niat ikhlas bersilatturahmi, maka dia akan mendapatkan keluasan rezeki yang lebih luas dan balasan di akhirat nanti.
Yang kedua adalah cinta, yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta kepada sesama muslim karena sesungguhnya setiap muslim itu bersaudara. Juga cinta kepada makhluq Allah dengan cara menyebarkan kebaikan dan kebenaran dimuka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar