Nama : Choirunnisa’
NIM : 1401016014
Matkul : Hadist Dakwah
1.
Hadist tentang kemungkaran
dengan landasan مَنْ رَأَ مِنْكُمْ
مُنْكَرًا فَلْيُغَيِرُهُ بِيَدِهِ فَاِنْلَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ
فَاِنْلَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَالِكَ اَضْعَفُ الاِيْمَان.
Studi
Kasus tentang landasan hadist diatas.
Di daearah Saya ada ibu-ibu yang suka mengumpul setiap
paginya untuk berbelanja, tetapi selain belanja mereka juga melakukan aktivitas
lainnya yaitu menggunjing orang. Mereka menggunjingkan apa saja dari mulai apa
yang dilakukan orang tersebut, sampai sesuatu apa yang baru di beli. Jika
mereka sudah tidak suka dengan orang itu maka ibu-ibu tersebut tidak akan
berhenti untuk menggunjing orang itu, bahkan mereka segan untuk menyakiti hati
orang itu secara langsung.
Padahal Rosul sendiri pernah bersabda, Rosulullah bersabda
“Taukah kalian apa itu ghibah?” mereka menjawab “Allah dan RosulNya yang lebih
tahu” Beliau bersabda “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang
membuatnya tidak suka” Lalu ditanyakan kepada beliau “Lalu bagaimana apabila
pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana apa yang saya ungkpakan?”
maka beliau bersabda “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan
kenyataan maka engkau telah mengghibahinya. Dan apabila tidak sesuai dengan
kenyataan pada dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya”
Imam Nawawi berkata dalam Al-Adzkar : “ketahuilah bahwasanya
ghibah itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahi, diharamkan juga
bagi orang-orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib bagi siapa
saja yang mendengar seseorang mulai menggibahi (saudara yang lain) untuk
melarang orang itu, kalau dia tidak takut kepada mudhorot yang jelas. Dan jika
dia tidak takut kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan
hatinya dan meninggalkannya majelis tempat ghibah tersebut jika hal itu
memungkinkan. Jika dia mampu untuk mengingkari dengan lisannya atau dengan
memotong pembicaraan yang lain, maka wajib baginya untuk melakukannya. Jika dia
tidak melakukannya berarti dia telah bermaksait. Jika dia berkata dengan
lisannya “diamlah” namun hatinya ingin pembicaraan ghibah tersebut dilanjutkan,
maka hal itu adalah kemunafikan yang tidak dapat membebaskan dia dari dosa. Dia
harus membenci ghibah tersebut dengan hatinya (agar bisa terbebas dari dosa).
Jika dia terpaksa di tempat yang ada ghibahnya dan dia tidak mampu untuk
mengingkari ghibah itu, atau dia telah mengingkari namun tidak diterima, serta
tidak memungkinkan baginya untuk meninggalkan tempat tersebut, maka haram
baginya untuk mendengarkan dengan seksama pembicaraan ghibah itu. Yang dia
lakukan adalah hendaklah dia berdzikir kepada Allah dengan lisannya dan
hatinya, atau dengan memikirkan perkara yang lain, agar dia bisa melepaskan
diri dari mendengarkan ghibah itu. Setelah itu maka tidak dosa baginya
mendengar ghibah (yaitu sekedar mendengar namun tidak memperhatikan dan tidak
faham dengan apa yang didengar) tanpa mendengarkan dengan baik ghibah itu, jika
memang keadaanya seperti ini (Karena terpaksa tidak bisa meninggalkan tempat
ghibah itu). Namun jika beberapa waktu kemudian memungkinkan dia untuk
meninggalkan tempat itu dan mereka masih terus melanjutkan ghibah, maka wajib
baginya untuk meninggalkan tempat itu”.
Maka sudah jelas apa yang di paparkan oleh Imam Nawawi bahwa
dengan cara demikian itulah kita harus menyikapi permasalahan tersebut.
2.
Hadist tentang kemanusiaan عَنْ اَنَسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللّه صَلّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأ فِي أَثَرِهِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya
: Dari Annas Bin Malik RA, Rosulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang ingin
diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah Ia menyambung tali
silatturahmi”
Cerita
fiksi dari hadis diatas adalah
Setelah 5 tahun tak berjumpa, Fania ingin sekali bertemu
dengan teman-temannya semasa SMP, Ia pun mulai mencari-cari kontak
teman-temannya sewaktu SMP dari mulai nomer handphone sampai pin bb, Ia mencoba
menghubungi kontak teman-temannya yang Ia punya, setelah itu Ia mulai merembukannya
dengan beberapa teman-temannya yang bisa dihubungi, mereka pun menyetujuinya
mereka memulai mendiskusikan reuni itu dari mulai bentuk undangan, tema acara,
tempat acara, waktu, susunan acara, dress code, susunan kepanitiaan, sponsor,
sampai pengisi acara. Mereka pun mulai gencar untuk menghubungi teman-teman SMP
mereka lainnya.
Dan acara itu pun tiba, malam itu bulan terlihat indah
sekali, mereka semua terlihat kompak dengan dress code atasan putih dan bawahan
biru (seperti seragam SMP, tetapi dengan ukuran orang dewasa), tempat acaranya
berada di SMP Pelita Bangsa tempat dimana mereka pernah menimba ilmu, acara itu
dibuka dengan bacaan ayat suci Al-quran yang dibacakan oleh salah satu peserta
reuni, lalu dilanjutkan dengan makan bersama, dan tukar kado, lalu
obrolan-obrolan pun mulai terdengar, untuk membicarakan apa saja yang ingin
mereka bicarakan. Acara reuni itupun seakan menyambung tali silatturahmi mereka
yang sempat terputus.
Banyak cara untuk menyambung tali sialaturahmi, misalnya dengan
cara berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang
lain. Sambunglah silatturahmi itu dengan lemah lembut, berkasih sayang, wajah
berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam
membangun silatturahmi. Dengan silatturahmi pahala yang besar akan diperoleh
dari Allah SWT. Silatturahmi bisa menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam
surga. Silatturahmi juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan
dengan Allah didunia dan akhirat. Silatturahmi juga merupakan faktor yang dapat
menjadi penyebab umur panjang dan banyak rezeki.
Membangun silatturahmi itu yang pertama niat karena Allah
SWT, tanpa niat karena Allah kita bisa mendapatkan manfaat dunia seperti
dilapangkan rezeki, namun hanya didunia saja, jika kita ingin mendapatkan
manfaat dunia akhirat maka niatkan silatturahmi hanya untuk Allah SWT, ibadah
kepada Allah. Lalu bukan silatturahmi yang memperluas rezeki tetapi Allah yang
memperluas rezeki sebagai balasan kita mau menyambung rezeki kita. Silatturahmi
itu adalah ikhtiar batin sekaligus fisik, ikhtiar batin kuncinya di niat dan
ikhtiar batin kuncinya ada di tindakan, masing-masing memberikan manfaat dan
pastinya akan luar biasa jika di kombinasikan. Jika orang muslim dengan niat
ikhlas bersilatturahmi, maka dia akan mendapatkan keluasan rezeki yang lebih
luas dan balasan di akhirat nanti.
Yang kedua adalah cinta, yang dimaksud dengan cinta disini
adalah cinta kepada sesama muslim karena sesungguhnya setiap muslim itu
bersaudara. Juga cinta kepada makhluq Allah dengan cara menyebarkan kebaikan
dan kebenaran dimuka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar