Nama : Choirunnisa’
NIM : 1401016014
Mata Kuliah : Psikologi abnormal
Saya melakukan observasi di RSJD, ini adalah pengalaman pertama
saya masuk rumah sakit jiwa, dari luar terlihat biasa aja layaknya rumah sakit
biasa, tapi pas masuk dan melihat pasiennya saya mulai paham mengenai perbedaannya.
Disana pasien menggunakan seragam yang pria berwarna biru, dan
wanita berwarna pink, tidak seperti di jalanan yang kita lihat, di rsjd ini
pasien semua nya bersih dan wangi, mereka mandi layaknya orang sehat yaitu
sehari 2x dan berganti baju juga sehari 2x.
Hal yang paling ta terlupakan dari rsjd adalah pasien yang
menyambut kita, saya kaget saat kali kedua saya datang kesana beberapa pasien
mulai menghafal muka saya, beberapa ada yang langsung memanggil nama, beberapa
hanya menyapa dengan sebutan “mbak”, mereka juga mulai dengan mudah bercerita
kepada saya, saya merasa senang saat diberi kesempatan untuk menjaga rahasia2
besar mereka, mereka juga lucu-lucu ada yang bertingkah layaknya anak kecil ada
yang seperti titisan ulama besar, ada yg tetap stay cool. Saya senang mengajak
berbicara mereka, mengajarkan beberapa hal yang saya ketahui dan saya bagi
kepada mereka, bahkan banyak dari mereka yang mengajarkan kepada saya apa makna
kehidupan yang sebenarnya. mereka juga suka diajak bermain, dari bermain
congklak, bermain pettak umpet atau yang lainnya. Mereka tetap memiliki
kepandaian yang berbeda, walaupun mereka gila mereka juga mempunyai perasaan.
Ada pasien yang membuat saya sampai hampir menitihkan air mata saat dia
bercerita mengapa dia bisa dibawa kesini, dia mulai setres semenjak si anak
mulai hamil diluar nikah, dan suaminya yang tidak pernah perhatian dengan dia,
contohnya waktu si ibu ini terkena stroke, suaminya tidak pernah menjenguknya
bahkan sewaktu dia pulangpun suaminya tidak menjemput kepulangannya sesampainya
dirumah sisuami juga tidak menunjukan perhatiannya kepada si ibu ini, kelakuan
anak tirinya yang beberapa kali mencoba bunuh diri juga sangat mengganggu
pikiran si ibu, dia bingung dan serba salah. Si ibu juga bukan dari kalangan
orang kaya, dia hanya seorang petani yang menggarap sawah milik tetangga, iya
hanya mendapat gaji harian yaitu 20.000/hari sedangkan ia masih harus
menyiapkan makanan untuk anak-anaknya, karena uang suaminya hanya cukup untuk
di bayarkan sekolah anak-anaknya. Akhirnya beban pikiran atau kebanyakan
pikiranlah yang membuat si ibu akhirnya di rawat di rsjd. Dia berkata saya
sangat rindu kepada anak-anak saya, tetapi saat saya pulang saya akan pusing
lagi, tetapi kalau tidak pulang saya kepikiran terus. Ada jug pasien lain yang
membuat saya sedih adalah ketika dia bilang saya pengen kaya temen saya yang
dijenguk sama orangtua nya, diajak ngobrol, diajak ketawa, dan melihat mereka,
saya kangen kepada mereka walaupun saya tau mereka pasti tidak pernah merindukan
saya sedikitpun, karena mereka yang menginginkan saya ada disini. Saya pengen
pulang tapi dirumah saya juga dipasung mending disinilah masih bisa
mengguanakan kaki saya untuk berjalan. Ada juga pasien yang genit, beberapa
kali saya di goda oleh pasien pria ada yang mengajak kenalan dan bilang suka
karena mbak cantik, ada yang langsung ngajak nikah untuk dijadikan isteri
ketiga.
Disana banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil, dari mulai
bersyukur karena masih diberi kewarasan, masih diberi nikmat untuk menggunakan
akal dengan baik, tidak melulu setres mengenai hal-hal yang tidak penting dll.
Disana saya belajar bahwa siapa saja bisa menjadi orang gila, baik itu
keturunan siapaun atau sepintar apapun.